Sensor-Sensor Mobil ini Jangan Dibiarkan Rusak

Mobil modern saat ini dilengkapi dengan berbagai sensor canggih yang bertugas mengatur kerja mesin secara otomatis. Sensor mobil ini membaca kondisi mesin dan lingkungan sekitar.
Kemudian, sensor akan mengirimkan data ke ECU (Electronic Control Unit) untuk mengatur kinerja kendaraan secara optimal.
Namun, jika sensor-sensor ini rusak dan tidak segera diganti, efeknya bisa sangat merugikan. Mulai dari performa menurun, konsumsi bahan bakar boros, hingga kerusakan mesin yang lebih parah. Artikel ini akan membahasnya lebih dalam.
Dampak jika Sensor Mobil Ini Rusak
Berikut adalah tiga sensor penting pada mobil yang tidak boleh dibiarkan rusak:
-
MAF Sensor (Mass Air Flow)
Fungsi dari MAF sensor untuk mengukur jumlah udara yang masuk ke ruang bakar pada mesin mobil melalui intake manifold.
Data ini dikirim ke ECU (Engine Control Unit) agar campuran udara dan bahan bakar bisa diatur secara presisi sesuai kebutuhan mesin.
Maka dari itu, apabila sensor ini mengalami kerusakan, maka campuran bahan bakar dan udara menjadi tidak ideal. Akibatnya, mesin bisa bisa bekerja terlalu “kaya” atau terlalu “kurus”.
Gejala yang muncul antara lain tenaga mesin hilang saat digas, RPM berayun, mesin tersendat, bahkan lampu check engine menyala. Jika dibiarkan, konsumsi bahan bakar meningkat dan emisi gas buang naik drastis.
-
Sensor O2 (Oksigen)
Sensor mobil berikutnya adalah sensor O2 yang memiliki tugas mengukur kadar oksigen dalam gas buang. Informasi ini digunakan ECU untuk mengatur rasio udara dan bahan bakar agar pembakaran berlangsung efisien dan emisi tetap rendah.
Apabila sensor yang satu ini mengalami kerusakan, maka mesin sulit mempertahankan campuran udara-bahan bakar ideal. Sehingga performa menurun, konsumsi BBM bertambah boros, dan emisi gas buang meningkat.
Gejala yang sering terjadi apabila sensor ini mengalami kerusakan adalah mesin tidak stabil saat idle, misfire, tenaga loyo, dan lampu check engine menyala.
Jika sensor O2 bermasalah dalam waktu lama, bisa menyebabkan kerusakan pada katalisator dan komponen lain di sistem emisi.
Untuk itu, jangan biarkan rusak. Apabila menemukan gejala tersebut, segera bawa ke bengkel kesayangan Anda.
-
TPS (Throttle Position Sensor)
Terakhir adalah Throttle Position Sensor atau TPS yang tugasnya memantau posisi throttle (katup gas) dan mengirimkan data ke ECU.
Fungsi dari sensor mobil ini untuk ini memastikan sistem injeksi bahan bakar pada mesin, bekerja sesuai kebutuhannya. Ukurannya berdasarkan seberapa jauh pedal gas tersebut diinjak.
Dampak dari rusaknya sensor ini adalah mesin sulit dinyalakan, akselerasi tersendat, idle tidak stabil, bahkan mesin bisa mati mendadak. Hal ini tentu saja bisa membuat Anda panik jika terjadi saat perjalanan.
Selain itu, konsumsi bahan bakar meningkat karena ECU menerima data yang salah, sehingga penyemprotan bahan bakar tidak efisien.
Lampu check engine juga akan menyala sebagai peringatan dini. Jadi, Anda bisa melihat tanda kerusakan sensor lebih jelas.
Mengapa Sensor-Sensor Ini Tidak Boleh Dibiarkan Rusak?
Sensor-sensor tersebut merupakan “mata dan telinga” bagi komputer mesin. Jika salah satu rusak dan dibiarkan, seluruh sistem kontrol mesin akan bekerja tidak optimal.
Kegagalan sensor mobil dalam mengambil data, berisiko menimbulkan kerusakan lanjutan pada komponen lain, lalu biaya perbaikan pun bisa membengkak.
Sensor-sensor seperti MAF, O2, dan TPS mungkin kecil secara fisik, tapi memiliki peran besar dalam sistem kerja mesin mobil. Jangan abaikan tanda-tanda kerusakan sensor. Lakukan pemeriksaan secara rutin agar mobil tetap irit, bertenaga, dan ramah lingkungan.
Mengganti sensor mobil yang rusak lebih murah daripada memperbaiki mesin yang terlanjur rusak berat. Anda bisa melakukan perbaikan sensor di bengkel Suzuki.